A. PENGERTIAN
PENYIMPANAN ARSIP
Penyimpanan
arsip merupakan usaha memelihara arsip dengan cara meletakkan arsip di tempat penyimpanan (alat, ruang) yang
dilakukan secara sistematis, di mana arsip disusun secara teratur, menurut
proses, metode, menggunakan alat-alat tertentu menurut format arsip. Yang
dimaksud format arsip yaitu rupa, wujud, bentuk dan media arsip. Format arsip
yang berbeda perlu disimpan dengan sistem yang berbeda.
Pengelolaan
arsip sebenarnya telah dimulai sejak suatu surat (naskah, warkat) dibuat atau
diterima oleh suatu kantor atau organisasi sampai kemudian ditetapkan untuk
disimpan, selanjutnya disusutkan (retensi) dan atau dimusnahkan. Oleh karena
itu, di dalam kearsipan terkandung unsur-unsur kegiatan penerimaan,
penyimpanan, temu balik, dan penyusutan arsip. Arsip disimpan karena mempunyai
nilai atau kegunaan tertentu.
Oleh karena
itu, hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah bagaimana prosedurnya,
bagaimana cara penyimpanan yang baik, cepat, dan tepat, sehingga mudah
ditemu-balikkan atau ditemukan kembali sewaktu-waktu diperlukan, serta langkah-
langkah apa yang perlu diikuti/dipedomani dalam penyimpanan arsip tersebut.
Untuk menyelenggarakan penyimpanan arsip secara aman, awet, efisien dan luwes
(fleksibel) perlu ditetapkan asas penyimpanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi masing-masing kantor/instansi yang bersangkutan.
Dalam penyelenggaraan
penyimpanan arsip dikenal 3 (tiga) macam asas yaitu asas sentralisasi, asas
disentralisasi dan asas campuran atau kombinasi. Penyimpanan arsip dengan
menganut asas sentralisasi adalah penyimpanan Arsip yang dipusatkan (central
filing) pada unit tertentu. Dengan demikian, penyimpanan arsip dari seluruh
unit yang acta dalam satu instansi/kantor dipusatkan pada satu tempat/unit
tertentu. Sebaliknya, penyelenggaran penyimpanan arsip dengan asas
desentralisasi adalah dengan memberikan kewenangan penyimpanan arsip secara
mandiri. Dalam hal yang demikian, masing-masing unit satuan kerja bertugas
menyelenggarakan penyimpanan arsipnya. Sedangkan asas campuran, merupakan
kombinasi antara desentralisasi dengan sentralisasi. Dalam asas campuran tiap-tiap
unit satuan kerja dimungkinkan menyelenggarakan penyimpanan arsip untuk
spesifikasi tersendiri, sedangkan penyimpanan arsip dengan spesifikasi tertentu
disentralisasikan.
Penyimpan arsip
yang diartikan dalam uraian ini adalah suatu kegiatan pemberkasan dan penataan
arsip dinamis, yang penempatannya secara actual menerapkan suatu sistem
tertentu, yang biasa disebut sistem penempatan arsip secara aktual. Kegiatan
pemberkasan dan penataan arsip dinamis tersebut popular dengan sebutan “filingSystem".
B. TUJUAN
PENYIMPANAN ARSIP
Penyimpanan arsip dilakukan dengan
tujuan agar arsip aman, terjaga dan terpelihara dengan menggunakan biaya
seefisien mungkin; dan dapat terlindungi, tahan lama dan mudah diakses atau
ditemukan untuk keperluan kegiatan usaha dan kebutuhan akuntabilitas serta
sesuai dengan harapan masyarakat/pengguna.
Memelihara
arsip dengan baik. Menyimpan warkat dengan sistem yang tepat, sehingga mudah
ditemukan kembali secara cepat dan tepat pula. Menyediakan tempat penyimpanan
yang memadai. Menjamin keselamatan warkat baik isinya maupun bentuknya. Memberikan
pelayanan peminjaman warkat dengan baik. Kearsipan adalah semua kegiatan
pengurusan arsip yang dimulai dari kegiatan penciptaan arsip, penyimpanan
(filling) dan penemuan kembali (finding), penyelamatan arsip (pengamanan,
pemeliharaan, dan perawatan) dan penyusutan arsip (pemindahan, pemusnahan, dan
penyerahan).
C. SISTEM
PENYIMPANAN ARSIP
1.
Sistem
Abjad (Alphabetical Filling System)
System Abjad
adalah sistem penyimpanan arsip dengan memakai metode penyusunan menurut abjad.
Umumnya dipakai untuk arsip yang dasar penyusunannya dilakukan terhadap nama
orang, nama perusahaan atau organisasi, nama tempat, nama benda dan subjek
masalah. Nama-nama diambil dari nama si pengirim (surat masuk) dan nama alamat
yang dituju (surat keluar).
Cara menemukan
dan menentukan ciri atau tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk atau
tanda pengenal (caption) untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen
disimpan.Adapun kata tangkap dapat berupa : Nama orang, Nama perusahaan atau
organisasi, Nama tempat atau daerah, Nama benda atau barang. Istilah subyek atau
angka (tergantung sistem pengarsipan yang dipakai). Menentukan ciri atau tanda
dengan cara menentukan urutan unit-unit atau bagian dari kata tangkap yang akan
disusun menurut abjad.
2. Sistem Perihal (Pokok Isi Surat)
Sistem perihal
adalah cara penyimpanan dan penemuan kembali surat berpedoman pada perihal
surat atau pokok isi surat. Yang perlu dipersiapkan untuk sistem perihal
adalah.1. Daftar Indeks; adalah daftar yang memuat seluruh kegiatan atau masalah
atau hal-hal yang dilakukan diseluruh kantor dimana sistem ini diterapkan. Masalah-masalah
tersebut kemudian diuraikan lagi.
Masalah-masalah
pokok tersebut dalam pembagian utama, sedangkan uraian masalahnya disebut dalam
pembagian pembantu, apabila uraian masalah masih dibagi lagi menjadi masalah
yang lebih kecil, disebut sub pembagian pembantu. Perlengkapan menyimpan surat-
Filling Cabinet- Guide- Folder- Kartu kendali3. Pemberian kode surat4.
Penyimpanan surat, dengan cara- Membaca surat untuk mengetahui isi surat-
Memberi kode surat- Mencatat surat dalam kartu kendali5. Menyimpan kartu
kendali.
3. Sistem Nomor
a. Sistem nomor, sistem ini menetapkan
kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang bersangkutan.Yang
diperlukan dalam sistem ini adalaha. Perlengkapan yang diperlukan adalah
Filling cabinet, Guide, Folder.
b. Daftar klasifikasi nomor. Kartu
kendali dalam klasifikasi, nomor adalah daftar yang memuat semua kegiatan atau masalah
yang terdapat dalam kantor. Setiap masalah diberi nomor tertentu. Dalam daftar
ini terdapat tiga pembagian yaitu pembagian utama, memuat kegiatan atau masalah
pokok dari kantor, pembagian pembantu, memuat uraian masalah yang terdapat pada
pembagian utama, pembagian kecil memuat uraian masalah yang terdapat pada
pembagian pembantu. Guna daftar klasifikasi adalah sebagai pedoman pemberian
kode surat, sebagai pedoman untuk mempersiapkan dan menyusun tempat
penyimpanan.
Cara penyimpanan surat yaitu surat
dibaca lebih dahulu untuk mengetahui permasalahannya, memberi kode surat, mencatat
surat kedalam kartu kendali, mencatat surat pada kartu indeks, menyimpan surat,
menyusunan surat dalam folder setiap surat yang baru selalu ditempatkan di
urutan paling depan, dan yang terakhir menyimpan kartu kendali
c. Sistem nomor menurut Terminal Digit.
Didalam sistem ini kode penyimpanan dan kode penemuan kembali surat memakai
sistem penyimpanan menurut teminal digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan
pada nomor urut dalam buku arsip. Dalam sistem ini yang perlu dipersiapkan
adalah perlengkapan untuk tempat
penyimpanan surat yang terdiri atas; filling cabinet dan kartu kendali. Yang
berbeda disini adalah mengindeks nomor kode untuk keperluan penyimpanan dan
penemuan kembali surat. Cara mengindeks nomor kode sebagai berikut
1) Dua angka dari belakang sebagai unit
1, yaitu menunjukkan nomor laci dan nomor guide
2) Satu angka setelah unit 1 sebagai
unit 2 yaitu menunjukkan nomor folder
3) Sisa seluruh angka sesudah unit 2
sebagai unit 3 yaitu menunjukkan surat yang kesekian dalam folder. Cara
penyimpanan surat; surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut
disimpan dalam laci 10-19, dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat
yang ke 55.
d. Sistem Nomor Middle Digit. Sistem
ini merupakan kombinasi dari Sistem Nomor Decimal Dewey dan Sistem Nomor
Terminal Digit. Yang dijadikan kode laci dan guide adalah dua angka yang berada
di tengah, sedangkan dua angka yang berada di depannya menunjukkan kode map,
kemudian dua angka yang berada dibelakangnya menunjukkan urutan surat yang
kesekian didalam map. Dalam sistem ini kode angka harus berjumlah enam,
sehingga terdapat dua angka ditengah, dua angka di depan dan dua angka
dibelakang. Seandainya angka kode kurang dari enam maka harus ditambahkan angka
nol di depannya sampai berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan
Sistem Nomor Terminal Digit.
e. Sistem nomor Soundex (phonetic system). Sistem
Soundex adalah sistem penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dan
tulisannya atau bunyi pengucapannya hampir bersamaan. Dalam sistem ini
nama-nama diganti dengan kode (notasi) yang terdiri dari 1 huruf dan 3 angka. Susunan
penyimpanannya adalah menurut abjad yang diikuti urutan nomor.
4. Sistem Geografis atau Wilayah
Sistem
geografis atau wilayah adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan
pembagian wilayah atau daerah yang menjadi alamat suatu surat. Surat disimpan
dan diketemukan kembali menurut kelompok atau tempat penyimpanan berdasarkan geografi
atau wilayah atau kota dari surat berasal dan tujuan surat dikirim.
5. Sistem Tanggal (Chronologis).
Sistem tanggal
adalah sistem penyimpanan surat yang didasarkan kepada tanggal surat diterima
(untuk surat masuk) dan tanggal surat dikirim (untuk surat keluar). Yang diperlukan
untuk sistem ini adalah perlengkapan yang diperlukan; filling cabinet dan guide
buah, .
Pembagian sistem
tanggala. Pembagian utama menggambarkan tahun (judul laci). Pembagian pembantu
menggambarkan bulan (judul guide). Pembagian kecil menggambarkan tanggal (judul
folder). Penyimpanan surat, langkah-langkah dalam penyimpanan surat, yait: muenetapkan
kode surat sebelum disimpan, mencatat surat pada kartu kendali, dan terakhir
enyimpan surat.
D. PERALATAN
MENYIMPAN ARSIP
1.
Filing Cabinet (file cabinet) adalah perabot kantor
berbentuk persegi empat panjang yang diletakkan secara vertikal (berdiri)
dipergunakan untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Filing cabinet mempunyai
sejumlah laci yang memiiki gawang untuk tempat rnenyangkutkan folder gantung
(bila arsip ditampung dalam folder gantung). Filing cabinet terdiri
berbagai jenis, ada yang berlaci tunggal, berlacii ganda, horizontal plan
file cabinet, drawer type filing cabinet, lateral filing cabinet, dsb.
2.
Map, yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan
untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering disebut stopmap
folio, Stopmap bertali (portapel), map jepitan (snelhechter), map
tebal yang lebih dikenal dengan sebutan ordner atau brieforner. Penyimpanan
ordner lebih baik dirak atau lemari, bukan di dalam filing cabinet dan
posisi penempatannya bias tegak. Sedangkan Stopmap folio dan snelhechter
penyimpanannya dalam posisi mendatar, atau tergantung (bila yang dipakai snelhechter
gantung) di dalam filing cabinet, sedangkan portapel sebaiknya
disimpan dalam almari karena dapat memuat banyak lembaran arsip.
3.
Folder merupakan lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat
panjang yang gunanya untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok
arsip di dalam filing cabinet. Bentuk folder mirip seperti stopmap
folio, tetapi tidak dilengkapi daun penutup, atau mirip seperti snelhechter tetapi
tidak dilengkapii dengan jepitan. Biasanya folder dilengkapi dengan tab,
yaitu bagian yang menonjoll dari folder yang berfungsi untuk menempatkan
kode-kode, atau indeks yang menunjukkan isi folder yang bersangkutan.
4.
Guide adalah lembaran kertas tebal tau karton manila yang dipergunakan
sebagai penunjuk dan atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip. Guuide
terdiri dari dua bagian, yaitu tab guide yang berguna untuk
mencantumkan kodekode, tanda-tanda atau indeks klasifikasi (pengelompokan) dan
badan guide itu sendiri. Jumlah guide yang diperlukan dalam sistem filing
adalah sebanyak pembagian pengelompokan arsip menurut subyeknya. Misalnya guide
pertama untuk menempatkan tajuk (heading) subyek utama (main
subyek), guide kedua untuk menempatkan sub-subyek, guide ketiga untuk yang
lebih khusus lagi, demikian seterusnya.
5.
Almari Arsip adalah almari yang khusus
digunakan untuk menyimpan arsip. Bentuk dan jenisnya bervasi, namun berkas atau
arsip yang disimpan dalam almari arsip sebaiknya disusun/ditata secara vertical
lateral (vertikal berderet kesamping), sehingga susunan arsip di dalam almari
arsip sama dengan susunan arsip yang disusun ditata di dalam rak arsip.
6.
Berkas Kotak (Box file) adalah kotak yang dipergunakan
untuk menyimpan berbagai arsip (warkat). Setiap berkas kotak sebaiknya
diperbgunakan untuk menyimpan arsip yang sejenis, atau yang berisi hal-hal yang
sama. Selanjutnya berkas kotak berderet ke samping).
7.
Rak Arsip adalah sejenis almari tak berpintu, yang merupakan
tempat untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Arsip ditempatkan dirak susun
secara vertikal lateral yang dimulai selalu dari posisi kiri paling atas menuju
kekanan, dan seterusnya kebawah
8.
Rotary Filling adalah peralatan yang dapat berputar,
dipergunakan untuk menyimpan arsip-arsip (terutama berupa kartu).
9.
Cardex (Card Index) adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan
arsip yang berupa kartu dengan mempergunakan laci-laci yang dapat ditarik
keluar memanjang. Kartukartu yang akan disipan disebelah atas kartu diberi kode
agar lebih mudah dilihat. File yang dapat dilihat (Visible reference record
file). Visible reference record file adalah alat yang dipergunakan
untuk menyimpan arsip-arsip yang bentuknya berupa leflet, brosur, dan
sebagainya.
E. LANGKAH
PENYIMPANAN ARSIP
Menurut Amsyah (2000:64),
langkah-langkah penyimpanan arsip terdiri dari:
1.
Memeriksa.
Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan warkat dengan cara memeriksa
setiap lembar warkat untuk memperoleh kepastian bahwa warkat-warkat
bersangkutan memang sudah siap untuk disimpan.
2.
Mengindeks,
yaitu pekerjaan menentukan pada nama apa atau subjek apa, atau kata tangkap (caption)
lainnya surat akan disimpan.
3.
Memberi
tanda, dilakukan secara sederhana yaitu dengan memberi tanda garis atau
lingkaran dengan warna mencolok pada kata tangkap yang sudah ditentukan pada
langkah pekerjaan mengindeks.
4.
Menyortir,
yaitu mengelompokkan surat-surat untuk persiapan ke penyimpanan.
5.
Menyimpan,
yaitu menyimpan arsip sebaiknya pada tempat yang sudah disediakan khusus untuk
arsip-arsip agar mudah dicari dan tidak kelihatan menumpuk.
F. TEMPAT
PENYIMPANAN ARSIP
Dilihat dari segi
nilai guna arsip, tempat penyimpanan arsip dibedakan menjadi 3 yakni berada:
1.
Unit Pengolah. Sering juga disebut dengan unit kerja, dalam unit ini,
arsip masih berbentuk aktif atau masih digunakan dalam kegiatan adminiatrasi
sehari-hari.
2.
Unit Kearsipan adalah tempat penyimpanan arsip yang
memasuki kategori inaktif. Arsip yang disimpan disini merupakan arsip yang
masih di pergunakan dalam kegiatan administrasi sehari-hari namun frekuensi
penggunaannya menurun.
3.
Depo Arsip merupakan tempat penyimpanan arsip yang dikategorikan
vital lokasi depo berada di instansi pencipta arsip atau juga bisa milik
Lembaga Kearsipan.
Daftar Pustaka
Rasbina, Atania. 2010. “ Manajemen Arsip Berita Dalam
Upaya Pelestarian Informasi Pada Stasiun Tvri Sumatera Utara”. Skripsi.
Program Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Sastra., Fakultas
Sastra, Universitas Sumatera Utara.
Hasugian, Jonner. 2003. “Pengantar Kearsipan”. Diakses dari http://www.e-bookspdf.org.
Pada tanggal 18 April 2014.
Sumartini. “Pengantar Kearsipan”. Diakses dari http://www.bapersip.go.id.
Pada tanggal 18 April 2014.
Sumiyati. 2010. Menetapkan Kebutuhan dan Alat Kearsipan. Yogyakarta: SMKN 1
PENGASIH.
Sumiyati. 2009. Mengimplementasikan Sistem Kearsipan. Yogyakarta: SMKN 1 PENGASIH.
Sutarto. 1980. Sekretaris dan Tata WarkatI. Yogyakarta. Gajah Mada University
Press.
Untuk Pengarsipan Elektronik Anda Bisa menggunakan Aplikasi DigitAllDocs (baca: digital doc). DigitAllDocs adalah software pengarsipan yang sangat lengkap dilengkapi dengan 5 kategori dokumen : Surat Masuk, Surat Keluar, Dokumen Keuangan, Kartu Nama dan Dokumen Lainnya.
BalasHapusBerbeda dengan software pengarsipan lainnya DigitAllDocs mampu menyimpan segala jenis file digital termasuk file multimedia seperti : mp4, mp3, wav, pdf, docx, xlsx dan lain-lain
Download disini : http://bit.ly/1k0BcGq